E M A S

Sabtu kemarin setelah puas jalan-jalan di Tunjungan Plaza dengan Rosi, aku pulang naik taxi Blue Bird. Cuaca sore itu mendung dengan hujan rintik-rintik....sebelumnya hujan deras mengguyur Surabaya, malahan tadi sempat di Tunjungan Plaza mati lampu sampai aku dan Rosi panik. Kepikiran ada teror bom...he...he...he...maklum lagi ramai-ramainya teror bom di Indonesia. 
Tapi Puji Tuhan........hanya masalah listrik yang lagi trouble.
Sepanjang perjalanan sangat padat kendaraan apalagi aku melewati jalan Pasar Kembang.....wah macet banget.....pelan tapi pasti taxi melewati toko-toko emas yang mulai banyak bermunculan. Sopir taxi sampai hapal nama toko emas yang ramai dikunjungi orang seperti Gajah Muntjul, Untung dan Podo Moro. 

Dia bercerita bahwa emas milik istrinya sudah dijual semua untuk melunasi cicilan sepeda motor. " Kasihan istri saya tidak ada satu pun emas yang dia kenakan jika pergi ke undangan tetangga kawin " kata sopir, " Loh ...Ibu kan bisa pake emas imitasi Pak ?" saranku, " Wah mbak, tambah kasihan kalau dia pake imitasi, malu sama tetangga, kalau pake emas beneran jadi bangga gituloh "

Ternyata sopir masih beranggapan bahwa emas merupakan harta yang mempunyai nilai penghargaan tertinggi dalam suatu masyarakat. Dengan mempunyai atau memakai emas kita dapat lebih percaya diri berhadapan dengan orang lain atau lingkungan sekitar......





Komentar