Teman - Sahabat - Kerja / Friends - Companion - Working

Yesterday I met an old friend, we talked a lot about the world of work and the people in it. My outline is very disappointed with the current system, where employees are not qualified employees will be retained and that disciplinary action was never any reprimand or punishment, are all left to what it is.

While the employees who really have a passion for work and develops even more not supported, such as division of work / job description that has been determined not executed in accordance with the agreement. Their boss is giving most of the tasks to employees who do not deny / not reject if given the task over his responsibilities while the employee is supposed to be authorized to settle only silence / indifference only. This makes the working atmosphere is not conducive anymore because of the imbalance mebuat wisdom and leadership of these employees will be disappointed. In the end he handed the resignation letter with the reason he got a job elsewhere better and better managerial career competition.

 
I regret it so happened, because it is not easy to get employees who are good, honest, loyal and forward-looking.
From our conversations can I conclude that as a supervisor / manager is not one hundred percent we should just focus on the task of our work but we must also consider the welfare of our subordinate employee. We have no time to share with our team about all things related to the job (duties, responsibilities and welfare of employees).
Communication is the appropriate sentence to overcome those things, but better still if the communication is also followed up with a correct and wise. Do not just think about their personal information only, but does not think his team who have helped in completing all job duties.
 
BETTER TO GIVE THAN TO RECEIVE

Kemarin aku bertemu dengan teman lama, banyak sekali yang kami bicarakan seputar dunia kerja dan orang-orang yang ada didalamnya. Garis besarnya adalah temanku sangat kecewa dengan sistem yang ada saat ini, dimana pegawai yang tidak bermutu tetap dipertahankan dan pegawai yang melakukan tindakan indisipliner tidak pernah ada teguran atau sanksi, semuanya dibiarkan berjalan apa adanya. 

Sedangkan pegawai yang benar-benar mempunyai semangat untuk bekerja dan lebih berkembang malah tidak didukung, seperti misalnya pembagian kerja / job description yang telah ditetapkan tidak dijalankan sesuai dengan perjanjian. Atasan mereka lebih memberikan sebagian besar tugas kepada pegawai yang tidak membantah / tidak menolak jika diberi tugas lebih dari tanggung jawabnya sedangkan pegawai yang seharusnya berwenang menyelesaikan hanya diam / tak acuh saja. Hal ini membuat suasana kerja tidak kondusif lagi karena adanya ketimpangan kebijaksanaan dan mebuat pegawai kecewa akan kepemimpinan tersebut. Ujung-ujungnya dia menyerahkan surat pengunduran diri dengan alasan dia mendapat pekerjaan di tempat lain yang lebih baik manajerialnya dan lebih baik kompetisi berkarier.

 Hal tersebut sangat aku sesalkan telah terjadi, karena tidak gampang mendapatkan pegawai yang pandai, jujur, loyal dan berpandangan maju. 

Dari pembicaraan kami dapat aku simpulkan bahwa sebagai seorang atasan / manajer tidak harus kita seratus persen hanya fokus pada tugas pekerjaan kita tetapi kita juga harus memperhatikan kesejahteraan pegawai bawahan kita. Kita harus ada waktu untuk share dengan team kita mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ( tugas, tanggung jawab dan kesejahteraan pegawai ) . 
Komunikasi adalah kalimat yang tepat untuk mengatasi hal tersebut diatas, tetapi lebih baik lagi jika komunikasi tersebut juga ditindaklanjuti dengan benar dan bijaksana. Jangan hanya memikirkan kepentingan pribadi saja tetapi tidak memikirkan teamnya yang telah membantu dalam menyelesaikan segala tugas pekerjaan.
LEBIH BAIK MEMBERI DARI PADA MENERIMA

Salam Kasih




Komentar